Archives

Takut Kepada Allah

Berputus asa adalah termasuk dosa besar yang dapat merusak jiwa. Banyak orang yang kehilangan imannya karena putus asa. Oleh karena itu, untuk mengistiqamahkan keimanan, kita perlu memiliki rasa khauf dan raja‘.

Khauf artinya takut kepada Allah, takut siksaan dan takut ancaman-Nya. Sementara raja’ adalah harapan besar untuk mendapatkan kasih sayang dan ampunan-Nya.

Sifat khauf dan raja’   haruslah seimbang. Apabila khauf terlalu kuat sedangkan raja’ kurang, kita akan merasa terlalu banyak dosa dan tidak mampu menjalankan hukum dan aturan Allah. Hal ini kemudian akan melahirkan perasaan bahwa kita tidak akan diampuni Allah dan jauh dari rahmat-Nya.

Sebaliknya jika sifat raja’ terlalu kuat dan khaufnya kurang, akan melahirkan terlalu besar harapan bahwa Allah Maha Pengampun. Memang, Allah senantiasa mengasihi makhluk-Nya. Jangankan orang yang berbuat dosa, orang kafir pun tetap mendapatkan rahmat-Nya, mendapat rezeki dan umur panjang. Sikap semacam ini akan menganggap sepele terhadap dosa, meremehkan nilai ibadah, dan akan mudah tertipu oleh keindahan dunia (maghrur).

Rasa khauf akan menimbulkan beberapa hal berikut ini:

1. Merasa takut untuk mengerjakan larangan Allah dan meninggalkan perintah-Nya,

2.  Merasa takut untuk menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah, menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, karena hal itu bisa menyebabkan kemurtadan,

3.  Bersikap wara’ dan hati-hati terhadap segala perbuatan, serta menjaga amal agar tidak salah dan melenceng dari aturan Allah,

4.  Puncak rasa khauf adalah khawatir meninggalkan dunia tanpa keimanan. Ia takut mati dalam keadaan kafir dan takut keturunannya menjadi orang kafir.

Sebelum memiliki rasa khauf, kita harus tau mana yang benar dan mana yang salah, karena orang yang mau berlaku benar tanpa tau kebenaran dan takut melakukan kesalahan tanpa tau yang salah, tidak akan berhasil meraih kebaikan.

Adapun akibat dari sifat raja’ adalah sebagai berikut

1. Memiliki keinginan serta senantiasa membiasakan diri bertaubat kepada Allah karena berharap dan yakin bahwa ampunan Allah amatlah luas,

2.  Berhenti berbuat dosa,

3.  Bersegera melakukan penghapusan dosa karena khawatir terbawa ke alam kubur,

4.  Memperkaya diri dengan amal shaleh sebagai bekal di akhirat kelak.

Memang apada awalnya masalah khauf dan raja’ merupakan urusan hati, tetapi setelah menjelma sebagai sikap istiqamah, ia menjadi pekerjaan badan. Orang yang memiliki rasa khauf dan raja‘ hidupnya tidak akan menuruti hawa nafsu dan mengumbar amarah. Ia akan menjalani hidupnya dengan sangat hati-hati (wara‘).

Dalam beribadah, ia tidak akan melakukan sesuatu jika tidak ada perintah Allah SWT. Ia tidak akan berani berbuat tanpa ridha Allah SWT. Ia sangat takut dirinya berlumur dosa dan diliputi hal-hal ang haram.

Faktor yang dapat mendorong seseorang memiliki rasa khauf dan raja’ ada dua, yaitu:

1.  Iman yang menancap dalam diri manusia,

2.  Menafakuri ayat-ayat Allah, terutama yang menyangkut wa’d ( janji), yakni janji Allah untuk orang-orang yang taat kepada-Nya dan yang menyangkut  wa’id (ancaman), yakni ancaman Allah bagi orang yang berbuat maksiat dan durhaka kepada-Nya.